Kutorejo: Tikungan GP Kramean

Kutorejo: Tikungan GP Kramean: Tikungan GP Kramean    Letaknya tengah- tengah antara dukuh Gumanti dengan dukuh Pejaten dan satu- satunya tikungan jalan raya desa Kuto...

Tikungan GP Kramean

Tikungan GP Kramean

   Letaknya tengah- tengah antara dukuh Gumanti dengan dukuh Pejaten dan satu- satunya tikungan jalan raya desa Kutorejo yang berada di dukuh Kramean. Jalan disini di aspal semua dan sudah ada kemajuan, mari kita jaga dan rawat.

Awas :

   Dari arah Gumanti belok kiri dan dari arah Pejaten belok kanan.

Besek

Kerajinan Besek

   Sungguh luar biasa jika suatu tempat dapat menghasilkan produk/ hasil berupa karya konkret maupun abstrak. Di desa Kutorejo ini adalah merupakan salah satu desa pengrajin yaitu kerajinan Besek namanya. Terbuat dari pohon bambu yang di anyam kemudian di bentuk untuk di gunakan berbagai keperluan. Untuk di desanya tersebut biasanya digunakan untuk membungkus dalam acara slametan ( berkat ).

Besek : Buatan desa Kutorejo Kajen.

Pejaten

Dk. Pejaten

  Dukuh Pejaten adalah dukuh yang ketiga dari desa Kutorejo yang di kelilingi perkebunan dan persawahan. Di dukuh ini pernah menjadi juara dari perlombaan desa hijau yang di sponsori oleh Sampoerna yang merupakan bentuk nyata dari perwkilan desa Kutorejo yang juga ikut berpartisipasi dalam rangka pelestarian lingkungan. Semua ini indah dengan ada tulisan," desaku hijau." 

  Perkebunan tebu juga terdampar disini yang juga lahan luas dukuh Pejaten. Penggilingan padi juga terdapat di dukuh ini yang usianya sudah cukup lama yang pertama ada di desa Kutorejo.

Kramean

Dk. Kramean

   Dukuh Kramean sesuatu banget untuk suatu tempat yang merupakan salah satu dukuh yang letaknya di tengah- tengah antara dukuh Gumanti dengan dukuh Pejaten. Disini lokasi adanya Balai Desa sebagai kantor kepala desa Kutorejo sebagai pusat perangkat desa dalam pertemuan- pertemuan maupun musyawarah untuk mufakat. Wilayahnya juga luas yang mana terdapat banyak kepala rumah tangga dan anggota keluarga lainnya. 

   Di dukuh Kramean terdapat kerajinan dari bambu yang biasa di sebut juga Besek. Kerajinan ini biasanya dilakukan oleh warga perempuan dukuh Kramean untuk mengisi waktu luang yang ada. Walaupun untuk sebagian kecil warga laki- lakinya juga ada yang ikut membantu. Untuk hasil yang di peroleh sebanding lurus dengan jumlah besek yang di dapatkan.

Gumanti

Dk. Gumanti

Dukuh Gumanti merupakan dukuh yang mempunyai adanya lapangan bola yang cukup luas, di sini berkumpul para pemain- pemain bola Desa Kutorejo maupun anak- anak kecil sebagai tempat untuk bermain mereka. Pemandangan indah saat anak- anak kecil sedang memainkan si kulit bundar dengan asiknya. Rumput yang hijau membuat suasana semakin elok, berhias awan biru yang melihatkan tanda kebesaran Allah swt.

Di dukuh Gumanti juga terdapat semacam gang unik yaitu gang Buntu yang merupakan sebenarnya dahulu ada jembatan penyeberangan dengan desa Langan Sari tetapi sekarang jembatan sudah tidak ada yang mungkin di karenakan jembatan tradisional bikinan masyarkat sendiri sudah rusak. Dan sekarang jembatan terputus dan meninggalkan jalan yang buntu.

Lokasi perkebunan tebu juga ada di dukuh Gumanti yang di panen untuk keperluan stok pabrik gula yang ada di Sragi. Selain tebu juga ada berbagai macam perkebunan di sekitar utara dukuh Gumanti seperti, buah rambutan, semangka, mentimun, jagung, ketela dan lain sebagainya. Petani disini memiliki sistem irigasi yang baik yang mengalir dari hulu melalui sebuah kali kecil yang berfungsi sebagai pengairan perkebunan maupun persawahan mereka.

Kutorejo

Kutorejo

    Kutorejo adalah nama sebuah desa dengan kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan dengan letak geografis daeranhya cukup strategis untuk sistem agraris. Sekitarnya merupakan dataran rendah yang bagian selatannya pebukitan, bagian utaranya juga ada pebukitan, untuk bagian timur dan baratnya membentang luas sampai ke desa berikutnya. Untuk bagian selatan berbatasan dengan desa Pekiringan Alit, bagian utara berbatasan dengan desa Bukur, bagian timur berbatasan dengan desa Watu belah, Kebon Agung, Sangkan Joyo dan untuk bagian baratnya berbatasan dengan desa Jagung dan desa Langan sari.

       Desa ini terbagi menjadi 3(tiga) dukuh, yaitu Dk. Gumanti, Dk. Kramean dan Dk. Pejaten. Dengan masing- masing dukuh mempunyai batas wilayahnya masing-masing. Dk. Kramean merupakan dukuh yang paling luas dan paling banyak populasi penduduknya. Sehingga kantor Kepala Desapun ada di sini, di dukuh krameanlah pusat dari perangkat desa berkumpul yang mana sebagai para pemikir kemajuan desa Kutorejo. 

     Rata - rata penduduk disini bekerja sebagai petani, pengrajin, pedagang, perantauan dll. Agama mayoritasnya ialah Islam dengan masih memegang adat istiadat yang cukup kental. Di sini belum ada sebuah pesantren, ada 3(dua) masjid setiap dukuh 1(satu). Ada 2(dua) mushalla di Dk. Gumanti, 2(dua) mushalla di Dk. Kramean dan di Dk. Pejaten tidak ada mushalla adanya masjid.

Kata Pengantar

Kata Pengantar

Assalamu alaikum wr.wb

       Bismillahirrahmanirrahiim. Segala puji bagi Allah swt dzat yang maha mengatur segalanya yang telah memberi Saya kesehatan yang luar biasa ini sehingga dapat mencoba menulis blog ini yang mana semoga dapat memberikan manfaat informasi lebih bagi para pembaca. Shalawat serta salam kucurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw beserta para sahabat-sahabatnya sebagai penolong-penolong umat manusia hingga sampai sekarang ini. Di sini Saya akan mencoba mempublikasikan desa tempat Saya tinggal sebagai salah satu bentuk kecintaan kampung halaman.

        Untuk isi uraian ini mungkin membantu kita untuk lebih mengetahui dari apa yang memang belum kita ketahui. Untuk saran atau kritik yang membangun sangat di inginkan sebagai tolak ukur untuk perbaikan yang secara terus menerus yang lebih baik. Aku dari kampung dan Aku bangga akan kampung halamanku. Aku memang mempunyai knowledge yang rendah tapi Aku ingin terus belajar. Start with people,.go to success. Terimakasih.

Walaikum salam wr. wb

                                                                                                                       Bekasi, 24 Desember 2012